TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertaruhan Kedudukan {6}



Pertaruhan Kedudukan {6}

0 "Bagaimana, Ming Zhen, apakah ada sesuatu yang berarti yang telah kau lakukan? apakah tugasmu sudah kau kerjakan dengan baik dan benar?" tanya ibunya, saat Xie Ming Zheng berjalan masuk ke dalam kediaman ibunya.     
0

Xie Ming Zhen tampak terkekeh dengan mimik wajah yang jauh percaya diri sama seperti biasanya, untuk kemudian dia memandang ibunya dengan wajah sumringahnya.     

"Dan bagaimana dengan Ibu? Apakah Ibu telah melakukannya dengan baik dan benar?" tanya Xie Ming Zhen kepada ibunya.     

"Kalau hanya masalah sepele seperti itu, kenapa kau masih meragukan ibumu? Kau tahu bukan, jika Ratu adalah sosok suci yang paling bodoh sedunia. Maka tak usah diragukan untuk masalah sepele seperti ini, dia pasti akan menjadi paling bodoh yang pernah ada. Hanya diberikan makanan dan juga diberikan senyuman, bahkan semua Dayang yang ada di sana tidak percaya, Ratu akan dengan bodoh percaya dengan apa yang terjadi. itulah yang terjadi, dan ibumu telah menjadi sosok yang sangat keren untuk mengurus hal itu. ibu sama sekali tak menyangka jika ada manusia seperti Ratu. Dan sekarang Ibu tanya, bagaimana dengan tugasmu? Sebab Ibu rasa jika tugasmu lah yang paling susah karena harus membujuk dan menggugah hati Raja,"     

Xie Ming Zhen kembali tersenyum, untuk kemudian dia memandang ibunya lagi dengan seringaian liciknya.     

"Ibu pikir, aku akan gagal? Tentu tidak sama sekali, Ibu. Ayah benar-benar telah berada digenggamanku, bahkan dia sudah membahas masalah pergantian tahta dan aku akan dijadikan Putra Mahkota pengganti dari Liao Xuan, aku akan menjadi Putra Mahkota, dan Liao Xuan tidak akan pernah bisa kembali ke istana langit untuk selamanya."     

"Kau tahu dari mana kalau dia tidak bisa kembali ke istana langi, Ming Zhen?" tanya ibunya lagi. Xie Ming Zhen kembali tersenyum.     

"Ada orang yang bisa aku percaya dari bangsa iblis, Ibu. Dan kabarnya, sampai detik ini Liao Xuan belum bisa menemukan separuh dari intisari kehidupannya. Bagaimana dia bisa menemukan, jika separuh intisari kehidupan itu ada di raga Dewi Anqier dan Dewi yang sekarang terjebak dalam sosok makhluk apa pun itu masih hidup, maka sampai kapan pun dia tidak akan pernah bisa mendapatkannya. Terlebih, memangnya Liao Xuan akan tega memusnahkan Dewi Anqier hanya agar dia bisa kembali kesni? Tentu saja dia akan memilih untuk tetap menjadi Raja Iblis hanya demi kekasih yang dia cinta itu tetap hidup."     

"Lantas, kapakah Liao Xuan telah bertemu dengan Dewi Anqier, Ming Zhen? Jika mereka telah ketemu, pastilah Dewi Anqier akan bercerita semuanya dengan Liao Xuan."     

"Masalah bertemu atau tidak aku juga tidak tahu, Ibu. Akan tetapi, lihatlah. Sudah berapa puluh ribu tahun hal ini terjadi? namun samoai detik ini bukankah mereka belum juga bertemu? Berapa ratus kali reinkarnasi kehidupan alam semesta dan mereka tidak kunjung bertemu dan bersatu juga. itu membuktikan jika memang mereka tidak ditakdirkan bersama. Terlebih lagi, jika memang keduanya bertemu, pasti sudah dari lama Liao Xuan kembali ke sini. Tapi sampai detik ini dia tak kunjung kembali, bukan?"     

"Kau benar juga, Ming Zhen. Sudah puluhan ribu tahun sejak peristiwa itu dan Liao Xuan belum juga kembali. Dan Ibu berharap jika dia tidak akan pernah bertemu dengan Dewi Anqier untuk selamanya."     

"Lagi pula, Ibu. Dewi Anqier itu reinkarnasi. Dia bukan seperti Liao Xuan yang diubah menjadi bayi lalu diturunkan di satu tempat. Lagi pula Liao Xuan juga kemungkinan telah kehilangan memorinya. Sebab kalau tidak. Pasti dia sudah sibuk mencari keberadaan Dewi Anqier bukan? Dan Dewi Anqier karena dia reinkarnasi. Hanya jiwanya saja yang merupakan Dewi Anqier. namun dia tidak pernah bisa memiliki ingatan ketika ada di sini. Kecuali…"     

"Kecuali apa, Ming Zhen?" tanya ibunya yang semakin merasa resah luar biasa tentang hal itu.     

"Kecuali, Dewa Li mendatangi Dewi Anqier dan dia mengembalikan ingatan itu kepada Dewi Anqier. dan lagi-lagi, itu tidak mungkin terjadi Ibu. Sebab jika mungkin itu terjadi, seharusnya Dewa Li tidak membutuhkan waktu selama ini untuk bisa melakukannya bukan? Tapi memang sekali lagi, Dewi Anqier dan Liao Xuan tidak ditakdirkan bersama, mereka tidak bertemu sampai detik ini."     

Mendengar hal itu, ibunya pun tampak sangat senang, dia merasa sangat puas dengan apa yang terjadi, sekarang sandiwara untuk menjadi seorang Selir dan Pangeran yang baik pun sudah berjalan dengan sempurna. Semua Dewa yang ada di sini juga sudah percaya dengannya seutuhnya. Keduanya tinggal duduk manis dan menunggu, menunggu dalam waktu dekat sampai Sang Raja mengumumkan untuk memindahkan jabatan sebagai Putra Mahkota itu ke tangan Ming Zhen, sebuah hal yang begitu mereka tunggu, tanpa mereka harus melakukan tindakan kekerasan dan harus berusaha menjadi jahat sama sekali, sebab mereka ingin melihat apa yang bisa mereka lakukan untuk itu sekarang.     

"Katakan kepada istrimu, katakan juga kepada para Dayang, untuk menyiapkan pakaian paling indah untuk kita berdua. Jubah kebangaan agar saat kau mendapatkan gelar sebagai Putra Mahkota Ibu akan bisa berdiri dengan sangat bangga karena anak Ibu akan menjadi calon Raja selanjutnya menggantikan posisi Yang Mulia Raja yang sekarang."     

"Dan setelah itu, Ibu. Aku pastikan akan menggandeng tangan Ibu. Aku akan menjadikan Ibu sebagai Ibu Ratu di istana ini, kita akan benar-benar bisa menggenggam istana ini dan melakukan apa pun pada istana ini, Ibu."     

Keduanya kembali tertawa bahagia seolah apa yang mereka lakukan adalah hal yang sangat menyenangkan sekali. untuk kemudian, mereka memutuskan untuk bersulang minuman dan mereka kembali terbahak.     

Sementara itu, di luar pintu, istri Xie Ming Zhen tampak menundukkan wajahnya. Dia sama sekali tak tahu harus berbuat apa untuk semua ini. apakah dia akan bahagia ketika melihat suaminya akan menjadi Putra Mahkota Kerajaan Langit? namun hatinya tidak bisa, bagaimana bisa, hatinya rela dan bahagia, jika suaminya mendapatkan pangkat itu dari perbuatan jahat, dari merebut apa yang bukan menjadi haknya, dari mengambil hak adiknya sendiri dan dengan cara munafik yang pernah ada. Istri dari Xie Ming Zhen pun mengutuskan untuk pergi, dia berlari sekuat tenaga sampai dia berada pada sebuah bukit yang di sana ada sebuah pohon persik yang sangat indah dan besar, untuk kemudian dia kembali menundukkan wajahnya, dia menangis sekuat tenaganya karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk itu semua agar semuanya baik-baik saja. Tapi dia tidak bisa. Dia ini seperti sosok yang tak terlihat dan tak dianggap sebagai istri oleh Xie Ming Zhen sama sekali. dan betapa sakit hatinya saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.